Thursday, 3 July 2014

KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN


 Allah SWT berfirman  :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya : “ Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa ”. (Surah Al-Baqarah Ayat 183)

Tuesday, 10 June 2014

KEUTAMAAN NISFU SYA'BAN

KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN DAN NISFU SYA'BAN
     Bulan Sya’ban juga bermakna bercabang (asy-Sya’bu) atau berpencar (At-Tafriq), karena banyaknya kebaikan pada bulan itu. Kebiasaan pada zaman dahulu, ketika bulan Sya’ban mereka berpencar mencari sumber-sumber air.

Definisi Sya’ban
Imam Ibnu Manzhur Rahimahullah menjelaskan dalam Lisanul ‘Arab:
إِنما سُمِّيَ شَعبانُ شَعبانَ لأَنه شَعَبَ أَي ظَهَرَ بين شَهْرَيْ رمضانَ ورَجَبٍ والجمع شَعْباناتٌ وشَعابِينُ
Dinamakan Sya’ban, karena saat itu dia menampakkan (menonjol) di antara dua bulan, Ramadhan dan Rajab. Jamaknya adalah Sya’banat dan Sya’abin. (Lisanul ‘Arab, 1/501)
Dia juga bermakna bercabang (asy-Sya’bu) atau berpencar (At-Tafriq), karena banyaknya kebaikan pada bulan itu. Kebiasaan pada zaman dahulu, ketika bulan Sya’ban mereka berpencar mencari sumber-sumber air.

Amalan-amalan di bulan Sya'ban antara lain :

Membaca tasbih dan istighfar : 
 سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم استغفر الله العظيم        
Barangsiapa yang membaca tasbih di atas 100 x  setiap selesai shalat qabliyah subuh, maka orang itu akan diampuni dosa-dosanya juga diberi kehidupan yang baik dan diberi rizki yang banyak, dan diberi    rizki yang tidak disangka-sangka.

Berpuasa pada bulan Sya'ban
Bulan Sya’ban adalah bulan mulia yang disunnahkan bagi kaum muslimin untuk banyak berpuasa. Hal ini ditegaskan dalam hadits shahih berikut:
Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, katanya:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ
“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sehingga kami mengatakan dia tidak pernah berbuka, dan dia berbuka sampai kami mengatakan dia tidak pernah puasa. Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya selama satu bulan kecuali Ramadhan, dan saya tidak pernah melihat dia berpuasa melebihi banyaknya puasa di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1868)

Adakah Keutamaan Malam Nishfu Sya’ban ?
Ya, sebagaimana diriwayatkan oleh banyak sahabat nabi, bahwa Beliau bersabda:
يطلع الله تبارك و تعالى إلى خلقه ليلة النصف من شعبان ، فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن
“Allah Taala menampakkan diri-Nya kepada hamba-Nya pada malam nishfu Sya’ban, maka Dia mengampuni bagi seluruh hamba-Nya, kecuali orang yang musyrik atau pendengki.” (Hadits ini Diriwayatkan oleh banyak sahabat nabi, satu sama lain saling menguatkan, yakni oleh Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah Al-Khusyani, Abdullah bin Amr, ‘Auf bin Malik, dan ‘Aisyah. Lihat Syaikh Al-Albani, As-Silsilah Ash Shahihah, 3/135, No. 1144. Darul Ma’arif. Juga kitab beliau Shahih Al-Jami’ Ash Shaghir wa Ziyadatuhu, 2/785. Al-Maktab Al-Islami. Namun, dalam kitab Tahqiq Misykah Al-Mashabih, justru Syaikh Al-Albani mendhaifkan hadits ini, Lihat No. 1306, tetapi yang lebih kuat adalah shahih karena banyaknya jalur periwayatan yang saling menguatkan)
Hadits ini menunjukkan keutamaan malam nishfu Sya’ban (malam ke 15 di bulan Sya’ban), yakni saat itu Allah ‘Azza wa Jalla mengampuni semua makhluk kecuali yang menyekutukan-Nya dan para pendengki. Maka wajar banyak kaum muslimin mengadakan ritual khusus pada malam tersebut baik shalat atau membaca Al-Quran, dan ini pernah dilakukan oleh sebagian tabi’in dan generasi setelahnya, seperti Makhul, Ishaq bin Rahawaih, dan lain-lain,di mana mereka mengatakan ini bukanlah bid’ah.

Membaca surat yaasin 3kali :
Sebagaimana ijazah dari Habib Ali bin Ahmad bin Abdullah bin Tholib Al Atos Pekalongan, bahwa setelah shalat maghrib hendaklah shalat sunnah 2 rakaat. Rakaat pertama setelah surat Al Fatihah membaca surat Al Kafirun dan rakaat kedua membaca surat Al Ikhlas setelah itu baca surat Yaasin 3 kali dengan niat ;
Pertama minta panjang umur, sehat wal afiat untuk beribadah kepada Allah SWT.
Kedua minta rizqi yang banyak, halal  dan berkah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ketiga minta tetap iman, islam dan khusnul khotimah.
Setelah itu membaca do’a nisfu sya’ban di bawah ini :
Kita bertaqorrub kepada Allah dengan membaca surat yaasin dan berdo'a pada malam nisfu Sya'ban karena pada malam itu merupakan malam yang mustajabah (dikabulkan do'a kita kepada Allah) 
Rasulullah Saw. bersabda :
خمس اوقات لا يرد فيهن الدعاء : ليله الجمعة وليلة العشر من المحرم وليلة النصف من شعبان وليلة العيدين
Artinya :  Tidak akan ditolak do'a yang yang dilakukan pada lima waktu, yaitu :: pada malam jum'at, malam kesepuluh bulan  muharram, malam nisfu sya'ban, dan pada dua malam hari raya.

Shalat malam dan puasa pada tanggal 15 sya’ban, 
sebagaimana dijelaskan dalam dalam hadis yang diceritakan oleh sabat Ali bin Abi Tholib :
اذا كانت ليلة النصف من شعبان فقواموا ليلها وصوموا نهارها
Artinya :  Apabila datang malam nisfu sya'ban, maka beribadahlah pada malam harinya dan berpuasalah pada siang harinya.
Di dalam hadits qudsi, Sesungguhnya Allah sudah berfirman: barang siapa yang memohon ampun, maka akan saya ampuni. barang siapa yang minta keselamatan dari bencana, maka akan saya selamatkan. barang siapa yang mohon diluaskan risqinya, maka akan saya luaskan rizkinya. Apa saja yang diminta oleh hambaku di malam nisfu sya’ban ini maka akan saya beri.


والله اعلم بالصواب





Friday, 3 January 2014

KEUTAMAAN MENGAGUNGKAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW.

Foto Maqam Rasulullah SAW di Madinah 


KEUTAMAAN MENGHORMATI MAULID NABI SAW
(HARI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW.)

Cara kita memperingati maulid Nabi Muhammad saw dengan tujuan untuk menambah rasa cinta kita dengan Rasulullah saw. bisa dilakukan dengan cara mensyiarkan agama islam dengan mengadakan pembacaan barzanji, dziba’, sholawat, bershodaqoh dan lain sebagainya.